Wisata di Magetan ternyata bukan hanya Telaga Sarangan saja loh, banyak terdapat destinasi wisata di Magetan lainnya yang bisa dijelajahi sebagai sarana traveler untuk healing dan istirahat sejenak dari rutinitas yang bikin stres. Objek wisata di Magetan sendiri banyak banget yang masuk ke dalam wisata alam atau outdoor atau bahasa kerennya geowisata, dari mulai wisata gunung, danau, air terjun, olahraga ekstrim hingga wisata budaya dan religi. Secara administrasi Kabupaten Magetan berada di Provinsi Jawa Timur, berbatasan dengan Kota Madiun di sebelah timur dan Kabupaten Wonogiri di sebelah barat. Moda transportasi yang beragam yang bisa dipakai untuk sampai ke destinasi wisata di Magetan menjadi nilai tambah sendiri. Untuk sampai ke Magetan, traveler bisa pakai kereta api dan berhenti di stasiun Madiun yang hanya berjarak belasan menit dari Magetan, hingga mobil atau motor. Berikut ringkasan beberapa destinasi wisata di Magetan yang layak buat temen-temen traveler jelajahi!
Lokasi-lokasi gunung api purba dan situs purbakala di daerah Parang, Magetan
1. Gunung Bancak
Gunung Bancak berlokasi di sebelah tenggara dari Magetan dengan ketinggian kurang lebih 625 mdpl. Secara geologi, umur batuan pengisi Gunung Bancak diendapkan sekitar 23 juta hingga 16 juta tahun lalu dan merupakan salah satu batuan tertua yang tersingkap di daerah Magetan. Dari segi urutan pengendapan, Gunung Bancak merupakan salah satu produk gunung api yang paling tua bila dibandingkan dengan Gunung Lawu. Bentukan khas kerucut gunung api cukup terlihat dari berbagai arah dan merupakan sisa aktivitas gunung api purba yang sudah lama mati. Batuan pengisi Gunung Bancak berdasarkan beberapa penelitian yang ada berupa lava andesit-basal dengan breksi vulkanik. Terdapat beberapa tempat yang bisa dikunjungi, seperti Air Terjun Sejok dengan air yang jernih, areal pesawahan yang asri dan ada juga makam Maduretno yang dikeramatkan dan banyak dikunjungi sebagai tempat wisata Magetan bertema religi.
Lokasi: Jatisari, Tladan, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan
Jenis wisata: Alam luar, treking, wisata air, dan religi
Akses: 27 menit atau 14,2 km dari Magetan dengan menggunakan mobil/motor
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: Gratis
Perjalanan sekitar 27 menit dari Magetan ke Gunung Bancak
2. Gunung Bungkuk
Lokasi geowisata di Magetan yang masih berupa sisa gunung api purba lainnya adalah Gunung Bungkuk. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Magetan, cukup berkendara kurang lebih sekitar 30 menit dari Magetan dengan menggunakan mobil atau motor. Berada di Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Dari segi geologi, gunung ini terisi oleh endapan batuan berumur sama dengan batuan pengisi Gunung Bancak, yakni diendapakan sekitar 23 juta tahun hingga 16 juta tahun lalu. Batuan pengisinya pun relatif sama dengan Gunung Bancak, yakni lava andesit-basal dengan breksi vulkanik. Puncak Gunung Bungkuk sering digunakan untuk kegiatan olahraga dirgantara seperti paralayang yang rutin dilakukan di daerah Magetan ini. Di kaki gunung Bungkuk sendiri banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan arkeologi seperti prasasti, patung, dan beberapa perkakas yang terbuat dari zaman batu. Beberapa prasasti masih tersimpan ditempatnya seperti Watu Ongko, sedangkan sisa-sisa arekeologi lainnya masih tersimpan di Dinas Pariwisata setempat. Bila dilihat dari banyaknya peninggalan arkeologi yang tersebar di sekitar kaki Gunung Bungkuk, kemungkinan besar daerah Gunung Bungkuk merupakan salah satu pusat aktivitas peradaban manusia pada purbakala.
Lokasi: Desa Bungkuk, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan
Jenis wisata: Alam luar, treking, olahraga dirgantara
Akses: 31 menit atau 16,6 km dari Magetan dan 28 menit atau 12,5 km dari Gunung Bancak menggunakan motor/mobil
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: Gratis
30 menit perjalanan dari Magetan ke Gunung Bungkuk
Kurang lebih 30 menit perjalanan dari Gunung Bancak ke Gunung Bungkuk
Pemandangan Gunung Bungkuk (dok. pribadi)
Panorama di atas Gunung Bungkuk (dok. pribadi)
3. Gunung Blego
Gunung api purba lainnya yang sangat menarik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata di Magetan adalah Gunung Blego. Bentukan gunung apinya sangat terlihat membentuk kerucut sempurna. Bila dilihat dari google maps, akan terlihat bentukan kawah yang melingkar sempurna. Konon menurut warga sekitar, dulu sempat ada air yang mengisi kawah membentuk danau, namun sekarang air pengisi kawah sudah lama menghilang. Bagian dasar kawah dijadikan lahan bagi masyarakat sekitar untuk berkebun. Lokasi gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Ponorogo di sebelah barat. Berdasarkan geologinya, material atau batuan pengisi Gunung Blego berumur lebih muda dari Gunung Bancak dan Gunung Bungkuk. Umur pembentukan batuannya kurang lebih sekitar 2 juta hingga 11 ribu tahun lalu. Batuan pengisi umumnya terdiri atas perlapisan batuan piroklastik seperti tuff, skoria, dan lava andesit. Pemandangan dari puncak Blego sangat indah, kita dapat melihat panorama dataran Magetan hingga Gunung Lawu di sebelah baratlaut dari Puncak Blego. Kawah Blego pun bisa dikunjungi dengan berjalan ataupun menggunakan motor. Banyak terdapat ojek-ojek yang bersedia mengantar pengunjung untuk menuju puncak maupun ke dasar kawah. Selain sebagai wisata alam, puncak Blego juga sering dijadikan tempat untuk aktivitas kejuaraan paralayang yang rutin diselenggarakan pemerintah daerah. Akses menuju Gunung Blego cukup mudah dialalui, hanya perlu waktu sekitar 30 menit dari Magetan atau 9 menit dari Gunung Bungkuk menggunakan kendaraan mobil/motor. Terdapat ojek yang bisa disewa untuk menuju ke atas puncak dan menyusuri dasar kawah. Kalau menggunakan mobil pribadi pun tidak jadi malasah karena jalan ke puncak gunung sudah dibeton.
Lokasi: Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan
Jenis wisata: Alam luar, treking, olahraga dirgantara
Akses: 33 menit atau 18,2 km dari Magetan dan 9 menit atau 3,4 km dari Gunung Bungkuk menggunakan motor/mobil
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: Gratis
Sewa ojek: 20 ribu – 30 ribu
Gunung Blego dilihat menggunakan drone (dok. pribadi)
Batuan tuff sebagai salah satu pengisi Gunung Blego
Perselingan batuan berupa tufa dan breksi yang khas pada gunung api di Indonesia
4. Telaga Sarangan
Wisata di Magetan tentunya kurang lengkap bila tidak mengunjungi salah satu objek wisata yang satu ini. Tempat wisata Telaga Sarangan salah satu objek wisata yang sangat populer di Magetan dan hampir selalu penuh di kunjungi turis-turis terutama pada waktu akhir pekan. Lokasinya yang berada di bawah kaki Gunung Lawu membuat suasana di Talaga Sarangan sangat sejuk dan asri karena masih banyaknya pepohonan yang berada di sekitar objek wisata ini. Gunung Lawu sendiri merupakan gunung api termuda yang berada di antara dua Kabupaten, yakni Kabupaten Magetan dan Kabupaten Karanganyar.
Umur pembentukan Gunung Lawu sendiri diperkirakan pada sekitar 10.000 tahun dan berlangsung hingga sekarang jika dilihat dari material hasil letusan-letusan Gunung Lawu. Di selatan Gunung Lawu terdapat gunung api purba lainnya sebelum terbentuknya Gunung Lawu, yakni Gunung Jabolarangan yang diperkirakan terbentuk pada sekitar 2,5 juta hingga 11 ribu tahun yang lalu. Batuan penyusun Gunung Lawu sendiri umumnya terdiri atas lava, piroklastik, dan breksi vulkanik. Telaga Sarangan kemungkinan terbentuk sebagai akibat adanya depresi di bawah permukaan akibat aktivitas vulkanik seperti proses pembentukan kawah karena adanya gerowong atau ruangan yang ditinggalkan oleh magma. Karena adanya volume yang berkurang di bawah permukaan sehingga bagian atas akan amblas dan membentuk suatu cekungan. Cekungan tersebut akhirnya terisi air dan menjadi Telaga Sarangan sekarang.
Telaganya cukup luas berbentuk elips dengan air nya berwarna kehijauan dan cenderung tawar. Bagi penikmat wahana air, Talaga Sarangan menyediakan speed boat yang bisa disewa dengan harga sekitar 70 ribu rupiah per kepala dan sewa kuda mengelilingi telaga di harga 50 ribu per orang (harga sewaktu-waktu bisa berubah ya) . Pengunjung yang ingin mencoba speed boat namun takut tidak bisa berenang, pihak pengelola menyediakan pelampung yang memang harus dipakai oleh pengunjung jika ingin memakai speed boat sebagai langkah keamanan. Akses terdekat menuju Telaga Sarangan bisa dari Magetan ataupun dari Karanganyar. Untuk rute dari Magetan menuju Talaga Sarangan kurang lebih memakan waktu setengah jam dan dari Gunung Blego sekitar 46 menit dengan menggunakan kendaraan mobil ataupun motor. Sebelum masuk ke area pengunjung harus membayar karcis masuk sebesar 20 ribu untuk dewasa dan 10 ribu untuk anak-anak. Sedangkan kendaraan yang masuk dikenakan biaya 5 ribu untuk mobil dan 2,500 untuk motor diluar parkir. Untuk akses menuju Telaga Sarangan dapat dilihat di bawah sedangkan untuk informasi harga dapat di klik di sini.
Lokasi: Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan
Jenis wisata: Alam luar, treking, wisata air
Akses: 33 menit atau 14,5 km dari Magetan dan 46 menit atau 23,7 km dari Gunung Blego menggunakan motor/mobil
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: 20 ribu (dewasa);10 ribu (anak-anak); mobil 5,000; motor 2,500
Parkir: 5,000 (mobil); 2,000 (motor)
Sewa speed boat: 70 ribu per orang
Sewa kuda: 50 ribu per orang
33 menit perjalanan dari pusat kota Magetan
46 menit perjalanan dari Gunung Blego
Telaga Sarangan di kaki Gunung Lawu (dok. pribadi)
Wahana wisata air yang tersedia di Talaga Sarangan (dok. pribadi)
5. Watu Ongko
Banyak terdapat situs arkeologi yang tersebar di dekat gunung api purba di Magetan. Situs arkeologi ini menjadi bukti adanya peradaban manusia yang beraktivitas di sekitar gunung-gunung api purba tersebut. Salah satu yang cukup terkenal dan masih bisa dilihat di tempatnya hingga saat ini adalah Watu Ongko, atau dalam bahasa Indonesianya Batu Angka. Batu andesit berbentuk hampir bulat hasil produk gunung api ini dipahat oleh manusia hingga membentuk angka sansekerta yang bertuliskan 1056 saka atau 1134 Masehi. Kemungkinan prasasti batu ini dibuat pada masa Kerajaan Kadiri berdasarkan keterangan dari aparat desa setempat. Hal tersebut menjadi suatu penanda bahwa daerah Magetan masih merupakan suatu bagian Kerajaan Kediri. Lokasi Watu Ongko sendiri cukup mudah dicapai. Berada di desa Bungkuk, Kecamatan Parang, pengunjung dapat mencapai area lokasi prasasti dengan mobil ataupun motor. Cukup berhenti di salah satu sisi Jalan Sampung-Parang sebelum Desa Bungkuk lalu berjalan sekitar 100 meter dari jalan besar. Lokasi prasasti sendiri berada di sebelah pekarangan rumah warga dan masih tersimpan cukup baik hingga sekarang. Akses paling dekat dari situs gunung api purba Gunung Bungkuk yang hanya berjarak 2,7 km atau 7 menit berkendara. Akses dari pusat kota Magetan kurang lebih berjarak 25 menit perjalanan dan dari Gunung Bungkuk kurang lebih 7 menit perjalanan. Keberadaan situs atau prasasti Watu Ongko ini menjadi salah satu bukti keanekaragaman wisata di Magetan.
Lokasi: Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan
Jenis wisata: Alam luar, wisata sejarah-budaya
Akses: 7 menit atau 2,8 km dari Gunung Bungkuk dan 25 menit atau 14,2 km dari Magetan menggunakan motor/mobil
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: Gratis
Parkir: Gratis
7 menit perjalanan dari Gunung Bungkuk
25 menit perjalanan dari pusat kota Magetan
Prasasti Watu Ongko (dok. pribadi)
Angka 1056 Saka pada batu menunjukkan tahun 1134 Masehi (dok. pribadi)
6. Watu Kursi
Salah satu situs arkeologi lainnya yang menjadi daya tarik wisata di Magetan adalah Watu Kursi atau dalam Bahasa Indonesianya Batu Kursi. Batu ini merupakan salah satu tempat yang cukup dikeramatkan di daerahnya. Terletak di Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Selain bentuknya yang unik menyerupai sebuah kursi dengan sandarannya, keunikan lainnya dari batu ini adalah posisinya yang menghadap tepat ke arah Gunung Lawu. Konon, batu ini merupakan sarana pertapaan orang-orang purbakala sambil bermunajat dengan kiblatnya berupa Gunung Lawu. Hingga sekarang batu ini menjadi salah satu tempat keramat yang kerap dikunjungi bagi para peziarah atau penikmat wisata religi. Letaknya yang berdekatan dengan makam keramat menjadi penambah unsur kemagisan dari batu kursi ini. Secara aksesibilitas, untuk dapat mencapai ke Watu Kursi, kita harus berjalan kaki kurang lebih sekitar 5 menit dari jalan desa sambil menyusuri kebun jati hingga masuk ke areal pesawahan tempat Watu Kursi berada. Akses terdekat dari Gunung Bungkuk yang berjarak kurang lebih 3,4 km atau 9 menit perjalanan menggunakan kendaraan. Sedangkan dari pusat kota Magetan, waktu tempuh untuk menuju lokasi Watu Kursi sekitar 24 menit.
Jenis wisata: Alam luar, wisata sejarah-budaya, wisata religi
Akses: 9 menit atau 3,4 km dari Gunung Bungkuk dan 24 menit atau 14,8 km dari Magetan menggunakan motor/mobil
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: Gratis
Parkir: Gratis
Batu kursi menghadap ke arah Gunung Lawu (dok. pribadi)
Bentuk batu yang menyerupai kursi dengan sandaran (dok. pribadi)
7. Menhir
Menhir atau batu tunggal merupakan salah satu peninggalan purbakala yang banyak dijumpai di belahan penjuru dunia, tak terkecuali di Magetan. Menhir yang terletak di sebelah jalan desa ini masih tergeletak di tempatnya dengan posisi yang unik, yakni di sekililing antara Gunung Bungkuk, Gunung Blgeo dan Gunung Lawu. Ciri khas dari menhir sendiri umumnya berbentuk batu berukuran besar yang ditatah sedemikian rupa oleh manusia purba berbentuk tugu dan diletakan di atas tanah. Berdasarkan sumber-sumber literatur, menhir sendiri merupakan salah satu peninggalan budaya megalitik atau zaman batu besar, zaman ketika manusia-manusia purbakala menggunakan media batu sebagai media aktualisasi, seperti membuat perkakas atau sebagai sarana pemujaan. Menhir sendiri telah anyak dikenal sebagai suatu peninggalan purbakala yang telah dikenal sejak periode Neolitikum atau 6000 sebelum Masehi. Posisi dari menhir ini sendiri berada di sebuah bukit kecil yang diapit oleh sungai dan areal pesawahan, Terletak di sebelah jalan Ngunut di Desa Parang, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Bentuknya sendiri berbentuk pilar segi empat dengan tinggi kurang lebih 60-70 cm dengan sisinya sama lebar sekitar 25 cm. Akses menuju lokasi menhir ini cukup mudah. Akses terdekat bisa dari arah Gunung Bungkuk yang berjarak kurang lebih 3-4 km atau 8-10 menit perjalanan menggunakan kendaraan. Sedangkan untuk akses dari pusat kota Magetan membutuhkan waktu tempuh sekitar 27 menit.
Lokasi: Desa Parang, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan
Jenis wisata: Alam luar, wisata sejarah-budaya
Akses: 8 menit atau 3,1 km dari Gunung Bungkuk dan 27 menit atau 15,2 km dari Magetan menggunakan motor/mobil
Kendaraan umum: Tidak tersedia
Kondisi jalan: Cukup bagus
Tiket masuk: Gratis
Parkir: Gratis
Akses menuju menhir dari Gunung Bungkuk
Akses menhir dari pusat kota Magetan
Posisi menhir terletak di bukit kecil yang diapit area pesawahan (dok. pribadi)
Bentukan menhir yang terdiri dari beberapa tugu (dok. pribadi)
2 buah menhir dengan bentuk pilar persegi (dok. pribadi)
Itulah merupakan objek wisata di Magetan berbasis geowisata dan tematik. Objek wisata bertemakan jelajah gunung api purba dan beberapa peninggalan purbakala yang tersebar di bawah kaki gunung-gunung yang berada di Magetan ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin rehat sejenak dari rutinitasnya. Selain itu juga bisa mendapatkan wawasan lebih terkait sisa-sisa peninggalan zaman dahulu di Magetan, baik dari segi alamnya yang diwakilkan oleh pembentukan gunung api dari berbagai masa dan peninggalan purbakala lainnya berupa prasasti dan menhir.