Berdiam diri selama PSBB di rumah bikin untung atau tambah minus sih?Jawabannya tentu tergantung dari kemampuan kita dalam mengatur keuangan terutama dalam masa pandemi seperti sekarang. Dengan diberlakukannya PSBB, sebagian dari kita menjalankan pekerjaan dari rumah atau work from home. Tentu dari segi keuangan bekerja dari rumah akan ada perbedaan atau penyesuaian ketika kita bekerja normal seperti biasa atau pergi ke kantor. Yang jadi persoalan adalah dengan adanya perubahan dari pola hidup seperti sekarang ini dapatkah kita menyesuaikan keuangan kita sehingga jangan sampai menjadi lebih banyak pengeluaran sehungga minus dan sebisa mungkin melakukan penghematan dan mengalokasikan posnya untuk menabung atau investasi.
Sudah hampir 2 bulan lebih beberapa dari kita menerapkan kebijakan work from home. Ada untung minusnya ketika kita bisa bekerja dari rumah. Yang pertama tentunya akan punya waktu lebih bersama keluarga, jika sudah berkeluarga. Selain itu pengeluaran bensin untuk kendaraan dan ongkos kendaraan umum akan sangat jauh berkurang. Nah, sebagian dari kita tentu berpikir harusnya bisa untung ketika beberapa pos pengeluaran bisa ditekan sangat signifikan. Tapi jangan salah, kita harus ingat bahwa dengan berdiam diri di rumah maka ada beberapa pos yang menjadi membengkak dari biasanya ketika ngantor. Biaya listrik tentunya menjadi semakin membengkak sekitar 30% hingga 50%!Setiap hari bekerja dari rumah tentu membuat laptop kita harus terhubung dengan listrik, belum lagi televisi yang ketika waktu normal hanya ditonton beberapa jam setelah pulang kantor, sekarang mungkin bisa ditonton lebih lama ketika kita sudah mulai bosan. Yang paling terasa selain dari listrik tentunya kenaikan tagihan internet. Ya, internet sekarang ini sudah menjadi kebutuhan hampir semua orang. Ada yang memang agar bisa terhubung dengan kolega kantor secara daring (online) atau sekedar melepas bosan dengan streaming film dan video pilihan hingga update di media sosial.
Kalau kita lihat secara menyeluruh, pengeluaran kita di satu sisi ada yang berkurang dan sisi lainnya ada yang semakin bertambah. Bisa jadi dari segi cashflow tidak ada perubahan atau sama saja seperti biasa atau bahkan ada yang sampai minus!!. Di sini lah kita harus pandai dalam menyesuaikan keuangan kita. Pertama tentunya sudahkan kita membuat catatan keuangan kita terutama membuat pos-pos pengeluaran per bulan?Kalau belum tahu mungkin Anda bisa melihat Tips Mengelola Keuangan Bagi Millenials. Mempunyai alokasi pengeluaran per bulan akan memudahkan kita dalam menyesuaikan pengeluaran ketika masa pandemi seperti sekarang dengan mengikuti tips berikut:
- Buat daftar pos pengeluaran yang mengalami kenaikan dan penurunan
Dengan membuat daftar pos mana saja yang mengalami kenaikan dan penuruan, memudahkan kita memperkirakan persentase kenaikan ataupun penurunan dari total pemasukan. Ketika bekerja di rumah, pos-pos pengeluaran yang mengalamai kenaikan biasanya tagihan listrik, air, dan internet. Sedangkan yang mengalami penurunan diantaranya ongkos kendaraan umum, bensin kendaraan pribadi, ongkos tol dan biaya penunjang mobilitas lainnya. Ketika semua pos pengeluaran baik yang naik ataupun turun sudah dihitung, maka kita bisa lihat apakah cashflow kita tetap, minus, atau untung. Kalau untung tentu persoalan selesai, tapi ketika cashflow tetap atau minus padahal kita bisa untung tentu ada yang salah dengan pengaturan kita dan harus lanjut ke nomor 2.
- Lakukan pembatasan dan substitusi
Kebanyakan selama kita ngantor lebih suka makan di luar daripada bekal masakans sendiri kan?Naah kalau selama bekerja di rumah kita tetap doyan makan di luar maka pengeluaran kita justru makin membengkak. Ketika bekerja dari rumah coba ganti kebiasaan jajan dan makan di luar dengan memasak sendiri, itu akan sangat mengurangi beban pengeluaran makanan kita. Tantangan lainnya ketika kita tidak cukup bebas untuk keluar rumah biasanya membuat hobi kita berbelanja online semakin menjadi. Lihat saja data pesanan online dari market place di Indonesia yang mengalami kenaikan sangat signifikan selama PSBB yang mengindikasikan bahwa mayoritas masyarakat berbelanja kebutuhannya lewat online, tak terkecuali untuk belanja bahan makanan seperti sayuran dan sembako yang di hari-hari normal orang cenderung untuk berbelanja langsung ke toko. Memang belanja online sangat menggoda, bukan hanya dari segi kemudahan dan pilihan yang banyak, tapi diskon-diskon yang berseliweran di hampir semua market place yang ada membuat kita bisa lupa diri dan bikin keuangan kita minus!. Batasi belanja online hanya untuk barang-barang yang penting saja yang sulit untuk di dapat di toko offline. Selain membatasi belanja apalagi jangan sampai panic buying, batasi juga penggunaan listrik dan internet kita. Lama berdiam di rumah rasa bosan tidak dapat dihindari. Menonton tv atau streaming film dan serial favorit menjadi penghibur di kala bosan dan membuat kita lupa diri waktu yang sudah diluangkan menjadi lebih banyak dari biasanya. Batasi penggunaan listrik dan internet dengan menjadwalkan waktu maksimal dalam menonton, misal 3 sampai 4 jam sehari. Selain itu bisa juga mengganti kebiasaan menonton dengan membaca buku atau majalah, toh sama-sama bisa menghilangkan rasa bosan kan?Melakukan pembatasan anggaran akan lebih mudah menggunakan aplikasi pengaturan keuangan yang bisa kita unduh lewat smartphone kita dengan membuat budget atau maksimal batas pengeluaran per pos. Pasang notifikasi kalau budget kita sudah tercapai, usahakan jangan sampai melebihi ya!
- Alokasikan dana lebih
Nah, kalau pos-pos pengeluaran kita sudah di batasi dan sudah bisa konsisten menjalankannya, kita bisa mengalokasikan dana lebih untuk di tabung atau di investasikan. Jangan lupa, dana lebih beda dengan alokasi tabungan dan investasi ya!Harusnya dana untuk tabungan atau investasi sudah dialokasikan di awal dan kuncinya JANGAN DI OTAK-ATIK!Jadi dana lebih ini bisa sebagai suntikan “modal” untuk tabungan atau investasi juga. Kalau pun mau dibelanjakan bisa-bisa saja asalkan pos untuk tabungan dan investasi sudah dianggarkan ya. Nah kalau bingung milih tipe investasi apa yang cocok di tengah pandemi ini tunggu artikel selanjutnya ya!
- Jangan lupa berdonasi
Rumus ini gak bakalan nyambung klo kita menganut paham kalau mau untung itu ya disimpen, ditabung, diinvestasikan bukan di keluarin. Tapi jangan salah, coba pikir pernah ada gak orang yang jatuh miskin gara-gara berdonasi?, yang ada juga malah tambah kaya. Mau apa pun agamanya, bersedekah kepada kaum yang membutuhkan selalu menjadi anjuran, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ketika banyak masyarakat yang terimbas, baik di phk ataupun penghasilannya berkurang drastis. Gak ada salahnya menyenangkan hati orang lain karena boleh jadi kunci kesuksesan kita terletak pada do’a-do’a mereka loh.
- Konsistensi adalah kunci
Semua rumus di atas gak akan berguna kalau kuncinya gak kita pegang. Cuman satu kok, konsistensi!. Konsisten dalam menahan diri dalam berbelanja dan konsisten dalam penghematan. Penghematan bukan harus berupa cash yang disimpan tapi bisa juga dengan mematikan listrrik yang tidak perlu, membatasi penggunaan air, dan yang terpenting jangan lapar mata! apalagi ketika bulan puasa seperti sekarang, sebagian dari kita yang puasa kadang suka ingin beli ini beli itu apalagi makanan utuk berbuka. Padahal ketika berbuka, dengan kurma 3 biji atau air putih saja kadang kita kenyang juga kan?.
Pengelolaan keuangan kita seperti yang saya tulis di atas akan lebih mudah kita atur dengan menggunakan aplikasi smartphone seperti Spendee yang menurut saya salah satu aplikasi budget planner dengan UI yang ciamik!! Untuk lebih jelasnya tunggu artikel selanjutnya ya!