THR atau tunjangan hari raya merupakan salah satu hal yang paling ditunggu menjelang Hari Raya Idul Fitri. Suka citanya bahkan tidak hanya dirasakan oleh orang Islam saja, tapi semua masyarakat Indonesia yang bekerja tentu akan merasakan kucuran dana segar ini. Biasanya ketika menjelang hari raya, ekonomi Indonesia akan sangat tumbuh apalagi yang menyangkut konsumsi rumah tangga, ya tiada lain karena orang-orang membelanjakan THRnya. Banyak dari kita ketika dapat tunjangan hari raya biasanya gak berbekas alias cepat menguap , ya kan?Biasanya tunjangan hari raya kita pake buat bagi-bagi angpao buat saudara, ongkos mudik, sampe beli perlengkapan lebaran kaya baju, celana, dan barang lainnya. Nah di satu sisi memang bagus membelanjakan uang bonus itu karena dengan begitu roda ekonomi akan berputar, tapi kalau kita mengelola tunjangan hari raya dengan cara yang lebih baik, maka uang itu akan lebih berasa dan bermanfaat ke depannya loh. Tapi sebelum kita bahas cara yang dilakukan saya dalam mengelola tunjangan ini, kita lihat dulu sejarah adanya tunjangan hari raya di Indonesia
Sejarah THR
Tunjangan hari raya ini dulu hanya diberikan kepada PNS di zaman orde lama, yakni ketika era kabinet Soekiman WWirjosandjojo tahun 1951. Di masa Pak Soekiman ini, tunjangan hanya diberikan kepda PNS menjelang hari raya. Lantas merasa tidak adanya keadilan, para buruh melakukan unjuk rasa karena mereka juga sama-sama bekerja dan ingin mendapatkan tunjangan juga. Puncaknya, pada tahun 1952, para buruk melakukan aksi mogok besar-besaran sehingga kegiatan produksi praktis banyak terhenti. Karena banyaknya desakan dari kaum buruh, akhirnya Pak Soekiman meminta perusahan swasta memberikan tunjangan hari raya bagi para pekerjanya. Selama keberjalanannya, pemberian THR tidak begitu lancar karena kebijakan dari pemerintah pusat hanyalah anjuran sehingga banyak perusahaan yang tidak membayarkan tunjangan hari raya kepada pekerjanya. Kewajiban pemberian tunjangan menjelang hari raya baru disahkan menjadi undang-undang pda tahun 1994. Untuk lebih jelasnya silahkan baca disini.
THR Cair Lakukan Tips Ini!
Naah setelah tau sejarah dari tunjangan di hari raya ini sekarang kita ngebahas cara agar THR kita berbekas nih. Cara ini sudah saya implementasikan beberapa tahun ke belakang dan lumayan efektif dalam membantu kehidupan keungan keluarga saya. Tip ini sudah saya rangkum lengkap dengan diagram dan tablenya agar bisa memudahkan teman-teman dalam membacanya.
1. Buat Pos Pengeluaran THR
Membagi pengeluaran merupakan hal yang paling esensial dalam menjaga cashflow keuangan kita, tidak terkecuali pengeluaran hari raya. Kita bisa membagi pengeluaran seperti fixed dan floating cost. Fixed cost seperti zakat dan ongkos mudik. Sedangkan floating cost seperti belanja hari raya yang menyangkut sandang dan pangan, infaq sodaqoh, angpao untuk saudara, ongkos mudik dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Penentuan pengeluaran hendaknya dilakukan secara proporsional, misal pemberian angpao untuk saudara yang sebetulnya tidak wajib bisa kita sesuikan besarannya. Sedangkan untuk yang wajib atau fixed cost seperti zakat dan ongkos mudik besarannya sudah pasti dan tidak bisa diutak atik.
2. Bagi Pengeluaran THR Secara Proporsional
3. Pisahkan Dana THR!
Kalau sudah di break down jenis pengeluaran dan membagi dengan proporsional mana uang untuk dibelanjakan dan uang untuk ditabung maka dengan segera PISAHKAN! Jangan sampai uang yang untuk tabungan ikut terpakai gara-gara tempatnya masih sama. Cara misahinnya gampang ko, bisa langsung masukkan ke rekening lainnya atau bikin tabungan yang gk ada ATMnya untuk keperluan menabung jadi enggak gampang diambil.
4. Konsistensi Adalah Kunjti!
Dan yang paling penting adalah KONSISTEN ya bro sist! Soalnya percuma juga klo kita cape-cape bikin pos pengeluaran menganalisis semua jenis pengeluaran tapi kenyataannya kita gak bisa ngerem dalam membelanjakan uang kita. Kalo sudah berkeluarga, tentukan peran, siapa yang nge gas siapa yang harus nge rem ya 😁! Dengan dibuat pos pengeluaran, jadi kita tau kapan harus ngerem kapan harus ngegas kan? Selamat mencoba.
Tips dan pos pengeluaran di atas tentunya disesuaikan dengan kebutuhan saya dan keluarga. Sekali lagi tiap orang dan keluarga kebutuhannya tentulah berbeda. Misal klo mudiknya naik pesawat tentunya ongkos mudik yang saya contohkan di atas menjadi tidak proporsional dong. Tapi poinnya adalah membagi THR kita sesuai dengan pengeluaran dan proposrsinya. Bagi kebutuhan antara kebutuhan bersifat konsumtif dan untuk ditabung. Klo memang kebutuhannya banyak usahakan ada sebagian porsi kecil untuk ditabung ya biar berbekas . Untuk artikel lainnya tentang keuangan silahkan klik disini. Terimakasih.